Tampilkan postingan dengan label curcol. Tampilkan semua postingan

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Bisa sampai di kamar mungil ini adalah anugerah yang sangat indah. Betapa selama ini gue ga sadar kalau tempat ini berharga sampai semua rangkaian kejadian hari ini.

Semalam gue nginep di Alhurriyyah bareng Yuanda dan Abil, kita belajar Klimatologi bareng. Kita belajar sampe jam dua kurang dini hari. Dan akhirnya tertidur dan bangun lagi pukul 4 pagi, ngelanjutin belajar sambil nunggu adzan berkumandang.

Sehabis sholat subuh, kita pulang ke kontrakan masing-masing. Dan gue berencana buat segera balik ke kampus untuk lanjutin review materi, lumayan ada beberapa jam sebelum ujian jam 9. Gue segera cari sarapan, makan, beres-beres, dan mandi. Jam 6 pagi gue sudah masuk gerbang kampus lagi.
Kadang-kadang gue mikir. Kontrakan gue ini dikampus kali ya, karena lebih dari 2/3 hari gue ada di kampus. Malah kadang ga balik ke kontrakan.

Jam 6 pagi di kampus, gue bingung mau belajar dimana, akhirnya gue memutuskan ke Lapangan Gymnasium. Ini hobi lama gue, baca buku disini sambil lihat langit warna jingga (bisa pagi atau sore). Dengan santai, gue memarkirkan motor gue di depan gedung Student Center, lalu cari tempat yang pas buat menikmati pagi ditemani buku Klimatologi.

Jam setengah delapan, gue sudah selesai mereview materi satu putaran, dan akhirnya gue memutuskan buat pindah tempat.

Ketika gue ke parkiran SC, jeng jeeeeeng… Helm gue hilang dan ban belakang motor gue kempes. Tapi jujur, gue ga ngerasa kesel atau marah. Justru gue mikir sebaliknya. “alhamdulillah, helm yang hilang, bukan motornya.” Dan “alhamdulillah ban belakang yang kempes, nggak dua-duanya.”

Gue nekat tetep ngendarain motor itu, karena tengsin juga kalo harus ngedorong motor dikampus sendirian dan pagi-pagi begini. Gue ke parkiran CCR (Common Class Room) karena ujian gue nanti disitu tapi ternyata parkirannya masih ditutup. Yak selamat Mogiiii!!!

Akhirnya di tempat satpam biasa jaga, gue ngeluarin buku Klimatologi lagi dan membaca tentang evapotranspirasi. Disini gue belajar sambil memperhatikan pohon dan vegetasi lain disekitar gue, lumayanlah, biar tambah lengket materinya.

Gue belajar disitu sampe jam 8, dan sepertinya belum ada tanda-tanda parkiran akan dibuka. Gue putuskan pindah parkiran ke depan HMIT. Disitu gue nanya ke satpam, dimana tempat tambal ban terdekat, doi bilang ada di Berlin. Oh iya bener juga, gue sering lihat.

Akhirnya gue masuk ke CCR, sampai depan lobbi, ditegur satpam, “Dek, kamu mau ngapain disini? Kuliah atau main? Sepatumu jangan asal gitu dipakenya. Tolong yang rapih kalau di CCR.” Wahahaha, malu sekaligus pengen ketawa, karena memang sepatu yang gue pake kegedean dan gue injek gitu belakangnya. Oke salah gue, dan gue segera ngebenerin cara pake sepatu yang super kebesaran itu (ukurannya 45 cuy), tapi gue beruntung, untung ga disuruh pulang dan ganti sepatu.

Kemudian saat melewati meja security, ternyata ada helm gue disitu. Hei! Ada apa ini?
Gue langsung ke satpam yang tadi dan nanya, “Pak, ini helm saya, baru aja hilang, kok bisa ada disini ya Pak?” Satpamnya jawab, “Itu urusannya sama komandan saya, kamu yang kebut-kebutan ya?” “Enggak, Pak, saya ga pernah kebut-kebutan, apalagi di area kampus.” ”yaudah, pokoknya itu urusannya sama komandan saya.” “Oh, yasudah Pak, saya ujian dulu, permisi Pak…”

Gue berfikir bahwa ini adalah hari yang istimewa. Gue ga mau ambil pusing dengan semua kejadian mulai dari helm, ban kempes, dan sepatu injek ini membuat hari gue rusak. Gue tetep berpikir positif sambil sering-sering istighfar.

Mungkin bagian ujian ga usah diceritakan, singkat cerita, tidak mudah :’)
Setelah ujian selesai, gue kembali menemui satpam dan berusaha membuat semuanya clear. Sebelum ketemu satpam, gue ngewanti-wanti diri gue buat nggak sok tau atau ngerasa bener. Bismillah, gue jalan menemui satpamnya.

Ternyata gue masih harus nunggu komandannya. Beberapa menit berlalu, akhirnya beliau datang. Wajahnya sangar broh *nelen ludah*

Gue coba menjelaskan kejadiannya, jadi intinya, gue datang kepagian, belum ada parkiran buka, jadi gue naro motor di depan SC. Begitu singkatnya. Dan dengan nada tinggi, bapak itu bilang, “Kamu ga bisa seenaknya gitu dong. Kalau motor kamu hilang, siapa yang tenggung jawab? Kan saya juga yang kena. Kamu tau? 3 motor sudah yang hilang karena parkir sembarangan di lingkungan kampus. Itu di meja saya masih ada satu helm lagi punya orang yang suka kebut-kebutan pake Ninja. Saya ga peduli dia anak jendral atau apalah, tapi tolong kalian ngerti kalau kampus ini punya aturan, ga bisa seenaknya.”

Gue ga coba nyela atau membela diri. Gue akui kesalahan gue. Dan alhamdulillah, dengan sikap gue yang tetap dingin dan menghargai saat bapaknya bicara, beliau mengambil helmnya dan nada bicaranya mereda. Gue minta maaf dan menjabat tangan bapak itu dan mengucap salam.

Menuju parkiran HMIT, gue jalan sendiri lagi-lagi sambil senyam-senyum. 11 Januari ini memang harusnya istimewa, karena pada tanggal ini, 22 tahun yang lalu, orang tua gue nikah. Tapi cerita belum berhenti sampai disini. Gue harus bawa motor ini ke tukang tambal ban terdekat. Gue mengendarai motor dengan tertatih dengan sensasi naik kuda karena memang jalannya begitu.

Tanpa diduga, bantuan pertama datang, Gerry melihat gue dan akhirnya nemenin gue jalan pelan-pelan sampe berlin, padahal doi pake motor juga. Sayang, beribu sayang, perjalanan yang harusnya dekat namun terasa sangat jauh itu tidak membuahkan hasil. Tambal ban tutup.

Pas gue maksain untuk make motor itu ke tambal ban di Cikarawang, dia udah ngambek duluan pas sampe depan Faperta, ban dalamnya keluar dan membelit tromol belakang, walhasil gue robek sekalian itu ban. Kemudian bantuan kedua datang, Awan membantu gue memasukkan ban luar yang keluar dari velg(?) *nah, bingung kan lu?*dan akhirnya motor bisa jalan lagi meski ga bisa dinaikkin, harus didorong.

Sampai depan FMIPA, tadaaaa! Bantuan ketiga datang, Adit bersedia membantu gue ngedorong sampe Cikarawang. Kita jalan bertiga, gue dan Adit ngedorong motor, Gerry ngecek tambal ban yang ada di Cikarawang, khawatir tutup juga. Ga lama kemudian, Gerry kembali dan bilang oke. Gerry di depan sebagai ‘Safety Bike’, sepanjang jalan gue ketawa-tawa dan ngobrol ga jelas sama Adit. Kalo dipikir-pikir, pasti awkward banget ngedorong motor sendirian ditengah kampus, bisa hancur image gue *bagian ini dapat abaikan*

Alhamdulillah, akhirnya sampe di tukang tambal ban terdekat. Total reparasi ban 42ribu karena ban depan ternyata juga bocor (?) pas di bengkel, ketemu Garda dan Angga. Kita ngobrol macam-macam disitu, mulai dari tanaman, ujian barusan, hingga akhirnya ngomongin farhat abbas yang berujung di kampanye parpol.
Disela-sela perbincangan, gue sms bokap buat telfon balik. Ga lama kemudian di telfon dan gue ngucapin selamat hari jadi yang ke-22 sama mamah. Gue juga bilang kayaknya ga jadi pulang karena terlalu lelah hari ini dan khawatir sama kondisi motor, ditambah hari senin jam 8 ada ujian. Alhamdulillah bokap gue ngerti, meskipun gue harus melewatakan acara makan-makan barengnya…. *gigit sendok*. Pas gue cerita kejadian hari ini, bokap gue seperti biasa, selalu santai bahkan ngetawain, emang deh bokap udah kayak sobat sendiri, hehe *bersyukur*

Setelah motor selesai di reparasi, gue kembali ke kontrakan ini. Ke kamar mungil tempat gue merancang mimpi masa depan selama di kampus ini. Juga gue kembali menarik pelajaran besar hari ini.
1.       Jangan parkir motor sembarangan
2.       Berpikiran positif, jangan duluin emosi
3.       Mungkin kita punya masalah, tapi boleh jadi, orang lain punya masalah yang lebih rumit, terimakasih telah memberi pelajaran berharga pada saya yang sembrono ini, Pak Satpam :’)
4.       Berbuat baiklah kepada siapapun, karena mungkin suatu saat orang yang kita perlakukan dengan baik akan melakukan hal yang sama. Membantu disaat yang tidak kita duga!
5.       Hargai kampus sebagai institusi terhormat, jangan pake sepatu yang abal lagi ya, Gi…
6.       Kita berencana, tetap Allah yang menentukan. Mungkin gue harus lebih fokus ke ujian hari senin nanti :D

Yap, sekian sharing kisah gue hari ini. Semoga kalian yang mampir untuk membaca tulisan ini bisa mendapat manfaat. Dan gue bisa jadi pribadi yang lebih skeptis. (aamiin!)



Special thanks for Adit, Gery, Garda, Awan, Angga, Kistia dan Wisnu. I’m lucky having you all guys :’D
Tag :
"...namun kawan, tahukah kau, sampai hari ini biaya administrasi tahun pertamaku belum juga selesai, aku terus berdoa agar Allah memberikan kemudahan lagi setelah banyaaaak sekali kemudahan-kemudahan yang diberikanNya. aku tetap percaya, tidak ada yang sulit bagi-Nya..."

beberapa hari yang lalu aku menulis tentang ini, dan alhamdulillah, lagi lagi tidak ada yang pantas diucap kecuali "segala puji hanya bagi Allah". kemarin malam, 21 Juli 2013 pukul 19.07 Allah memberikan jawaban atas doaku. haru sekali rasanya...

malam kemarin aku, Mirza, Oji, Adi dan Ary berjalan-jalan ke Pasar Baru, setelah menonton Frouxter Vol.4. wah, menonton pertunjukkan kemarin bikin deg-degan, bukan karena ceritanya, tapi aku lebih mengkhawatirkan kondisi panitianya. secara teknis, aku paham betul bagaimana rasanya "mules dibalik panggung", memikirkan anggaran, komplain penonton, pelatih yang terus 'menekan' dan... banyak lagi pastinya (tidak akan aku bahas panjang lebar disini).

intinya malam itu kita berlima cari makan. dapat tempat di pasar baru, aku lupa nama restorannya apa. ketika makanan sedang dipesan, ponselku berdering, salah seorang kakak sepupuku menelfon. namanya Mbak Evie, nama lengkapnya Nurlyta Hafiyah. Mbak Evie menanyakan tentang beasiswa yang baru saja aku terima. bertanya seputar IPK,  penyelenggara beasiswa tersebut, fasilitas apa saja yang didapat, dan sebagainya. 

dan ternyata kabar itu sampai ke kupingnya, kabar bahwa biaya administrasi tahun pertamaku belum selesai, entah mekanisme apa yang Allah lakukan, aku tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti. apakah Mbak Evie membaca tulisan dalam blog ini? entahlah. aku benar-benar merasa ini seperti cerita dalam film atau novel. keajaiban di detik-detik akhir!

Mbak Evie menawarkan diri untuk melunasi biaya yang belum terselesaikan. jumlahnya tidak sedikit kawan, tapi kembali lagi, "tidak ada yang sulit bagi Allah". akhirnya saat-saat ini tiba, saat satu persatu harapan berubah jadi kenyataan. skenario ini indah, teramat indah bahkan.

dan kawan, tahukah kalian? setiap bulan sejak bulan Desember 2012 aku mendapat kiriman uang. dari ujung pulau jawa, Surabaya. kakak sepupuku yang lain senantiasa mengirimi uang ke rekeningku. sederhana yang ku lakukan, hanya membagi artikel yang kudapat, kemudian aku menandai mereka dalam
artikel tersebut. sama sekali tidak terpikirkan untuk mendapat kiriman itu. jadi, sudah seharusnya aku mengucap terimakasih banyak kepada Mbak Dyah Fauziah atas dukungannya selama ini...


dari dua posting terakhir ini, mungkin kalian akan bertanya, "kemana orang tua mu, Gi?"
mungkin iklan di tokobagus ini bisa sedikit memberikan jawaban.

"rumah adalah aset terakhir, yang tidak mungkin dikorbankan kecuali dalam kondisi teramat sangat genting."
 
kemudian, jika harus 'terusir' dari rumah yang teramat nyaman ini, apakah aku akan malu? aku katakan dengan yakin, "tidak!". aku yakin bahwa Allah selalu punya rencana yang indah.

jangan berhenti percaya kawan, mungkin banyak hal yang membuat hidup kita seakan "paling susah sedunia". tapi besok lusa, ketika kita mau sedikit saja melihat keluar dan bersyukur, maka kita akan malu. urusan kita ini tidak ada apa-apanya. sungguh tidak ada apa-apanya.

yap, mungkin itulah yang bisa aku bagi pada pagi yang mendung ini. selamat pagi! memang, diantara potongan dua puluh empat jam sehari, pagi adalah waktu yang paling indah.



mohon maaf apabila terdapat hal yang kurang berkenan dalam postingan ini, sungguh aku harus lebih banyak belajar. silahkan jika ingin memberi kritik atau saran. In Syaa Allah akan dijadikan motivasi untuk menulis lebih baik lagi.


الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ 
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.(QS. 2:147)
Tag :, Tag :
saatku memulai menulis, aku baru saja selesai menyetrika beberapa pakaian yang sukses terjemur kemarin. jam di ujung layar laptop menunjukkan pukul 20.52 WIB. hujan deras, khas Bogor. ditemani lagu ipang - sahabat kecil, juga semangkuk bakso yang dibelikan oleh Akka -teman satu kontrakan-, by the way, terimakasih traktirannya, Ka.

akhir-akhir ini waktu cukup lambat berlalu, terlalu banyak beban yang bertumpuk dalam pikiran. ah, seharusnya ini bukan jadi beban, tapi entahlah, aku sedang ingin meng-aduh tentang keadaanku. keadaan di kampus, dirumah, semua membuat langkah kaki semakin berat. setiap pagi aku harus menarik nafas panjang untuk mengawali semua. mengawali semua yang sempat tertunda.

namun pagi tadi, semua terasa ringan. setelah aku mendapat kabar yang sangat membahagiakan. teramat sangat.

hari ini, 18 Juli 2013, adalah kali pertama aku mendapat beasiswa! Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar! ini adalah kabar terbaik dalam setidaknya setahun terakhir -kabar bahwa aku diterima di IPB-.

namun, tahukah kau kawan, tahukah kisah dibalik kabar baik hari ini? aku sedang berbaik hati, akan aku ceritakan sebagian pada kalian.

-pengumpulan berkas-

januari, aku tidak ingat kapan tepatnya, yang kuingat saat itu adalah kali pertama aku pergi ke kampus dengan mengendarai motor sendiri. aku mengambil file rapotku di asrama untuk kemudian di fotocopy dan dilegalisasi di SMA ku, SMA 14 (aku selalu merinding ketika mengucap nama sekolahku ini, seketika memori masalalu menguap dipikiranku, semuanya). ini adalah perjuangan pertama, ketika harus ke kampus sendirian dengan mengendarai motor, sempat beberapa kali salah jalan. tapi kini, paling tidak aku hanya menghabiskan 80 menit untuk sampai di kampus dari rumah. proses. bisa karena biasa.

kemudian yang menjadi salah satu syarat untuk mengirim lamaran beasiswa ini adalah transkrip nilai (IP) yang sudah dilegalisasi. harusnya mudah saja untuk mendapatkan transkrip ini. aku sudah mengikuti prosedur yang diberikan oleh pihak pelayanan mahasiswa TPB (tingkat persiapan bersama). namun setelah semua selesai, tinggal menunggu cap dan tandatangan direktur TPB, ada satu hal yang mengganjal. aku belum menyelesaikan biaya administrasi tahun pertama. ya Allah, bagaimana mungkin aku membayar sekian juta yang belum terselesaikan? akhirnya aku putuskan tetap mengirim lamaran itu -dengan menempelkan sticky notes pada transkrip IP yang belum dilegalisasi, menulis hal yang bodoh-.

berapa bulan berselang, pengumuman seleksi berkas. Alhamdulillah aku lolos ke tahap berikutnya, tahap psikotest dan group dynamic.

beberapa hari sebelum melakukan tes, aku berkonsultasi dengan kakak kelasku -dulu dia kakak kelasku di SMA 14-, Kak Delmar. di kantin Sapta, Fateta, aku diberikan garis besar tentang test yang akan kuhadapi. terakhir kali aku melakukan psikotest adalah saat Olimpade MIPA tingkat SD, tahun 2005 dan aku gagal melewatinya, tidak ada persiapan.

-psikotest-

tibalah hari itu. ternyata soalnya tidak jauh berbeda dengan soal TPA ketika SNMPTN Tulis dulu, namun ketika masuk ke bagian menghitung, ada hal bodoh yang aku lakukan. jelas-jelas disediakan kertas buram, namun aku tidak menggunakannya untuk menghitung, alhasil 4 nomor sempurna kosong, tak terisi karena kehabisan waktu untuk 'menghayal', harusnya aku menuliskannya bukan hanya membayangkannya.

sampai ke bagian kedua, dinamika kelompok. bukannya sombong, namun hal seperti ini sudah sering kudapat sejak SMA, aku tidak kesulitan mengungkapkan apa yang aku pikirkan. satu kalimat jitu yang aku sampaikan sebagai pamungkas pada studikasus yang diberikan, "jika tidak menyibukkan diri dengan hal-hal baik, maka hal-hal buruklah yang akan menyibukan diri kita."

beberapa waktu berselang, pengumuman berikutnya pun datang. aku membuka laptop dan mencari koneksi di CCR (common class room). Alhamdulillah, lagi-lagi namaku tertera disana. aku akan menghadapi tahap selanjutnya, tahap wawancara!

-wawancara-

aku mendapat jatah wawancara di Ruang Komputer 2, Student Centre. sedikit tegang awalnya, namun aku masuk pintu setelah namaku dipanggil. menjabat tangan tiga orang pewawancara yang ada didalam ruangan dengan mantap. seperti yang diajarkan oleh Alm. Bapak Dono -Komite SMA 14- untuk menjabat tangan sambil memperkenalkan nama dan menatap mata lawan bicara. ini efektif untuk menimbulkan kesan pertama. kesan bahwa kita percaya diri.

ditanyai banyak hal, kurang lebih setengah jam wawancara itu berlangsung. mulai dari rencana hidup, pengetahuan umum, dan pengalaman selama hidup. aku harus berterimakasih pada sahabatku, Deni Indracahya, karena telah membuatku secara 'terpaksa' terjun langsung ke masyarakat. hal inilah yang membuat ketiga bapak-bapak tadi terlihat kagum. Sahabat Lentera Indonesia, organisasi independen, bergerak di bidang sosial-kependidikan. ingin memberikan suatu 'pandangan' baru kepada adik-adik kami disekolah dasar bahwasanya sekolah itu bukan semata-mata duduk dikelas, tugas, dan ujian. mereka harus melihat keluar, melihat kawan-kawan sebaya mereka dibelahan negeri lain yang luar biasa dalam usianya. mereka tertarik dengan organisasi yang masih bocah ini, dan yang pasti, ini adalah nilai plus bagiku. ya, aku sudah berusaha menyalakan lilin ditengah gelapnya kehidupan -meski sinarnya tidak terlalu terang-.

namun ada bagian wawancara yang aku ingat dan mungkin akan selalu aku ingat.

bapak yang sepertinya keturunan cina dan paling senior diantara pewawancara yang ada berkata, "Mogi, sepertinya sulit bagi kami untuk meloloskan kamu untuk menerima beasiswa ini...."
deg, jantungku berdegup cepat, aku mulai mengatur nafas yang tersengal.
"Jika kamu gagal, apa yang akan kamu lakukan? hal real seperti apa yang akan kamu lakukan? apakah kamu akan stress? atau bagaimana?" beliau melanjutkan pembicaraannya.
diam sejenak, aku menghela nafas panjang dan mencoba menjawab, "Saya akan berprasangka baik pada Tuhan, Pak. Kalau saya tidak menerima beasiswa ini, berarti ada orang yang lebih baik dan berhak untuk beasiswa ini, dan ini pastilah rencana terbaikNya untuk saya."
"Bukan itu! itukan hanya didalam hati kamu saja, tapi apa yang akan kamu lakukan?" bapak itu menimpali lagi.
aku tercekat, panik, bingung harus menjawab apa. akhirnya... akhirnya aku bersyukur akan rasa sakit yang pernah aku rasakan enam bulan silam. itu semua adalah jawabannya!
"Saya pernah mengalami hal serupa, Pak, hanya saja dengan wanita. Wah, saya malah curhat tapinya nanti, haha." aku mencoba kembali mencairkan suasana.
"Hal apa itu? Coba anda ceritakan." Bapak yang ada ditengah menimpali, mungkin penasaran.
"Iya, saya pernah ditolak, Pak, beberapa waktu yang lalu. dan saya belajar hal yang berharga dari situ, pengikhlasan, dan keyakinan, 'believe'. Cinta itu mengikhlaskan, ikhlaskan dia pergi jauh, biarkan Tuhan dengan skenario terindahnya akan menjawab semua, jika memang jodoh, tentu dia akan kembali."
"Lha, terus kamu ga coba ngejar dia? Masa' ga ada usahanya sih?" Bapak itu menimpali lagi.
"Ada pak! Usaha saya justru dengan menyibukkan diri, memperbaiki diri. Seringkali kita berpikiran bahwa untuk mendapat ikan kita harus memancing. Padahal kita bisa membeli ikan dengan kualitas dan selera kita sendiri di pasar, bukan? Tentunya dengan asumsi bahwa kita mempunyai uang." aku menjawab, sambil menahan sesak. sesak sekali mengingatnya.
"Jadi intinya, Pak, saya akan menyibukkan diri jika tidak diterima beasiswa ini. Mungkin dengan kembali mengirim lamaran beasiswa ke instansi lain atau mungkin saya akan membuat lagu tentang kegalauan saya karena di tolak beasiswa ini, siapa tau saya jadi artis youtube, terkenal, dapet uang, haha." aku berusaha mengembalikan suasana hati yang gaduh.
"hahaha, baiklah, sepertinya sejak saya wawancara, kamu yang paling ekspresif, semoga kamu sukses ya, Mogi."
Aku menjabat tangan ketiga bapak pewawancara, keluar ruangan, dengan perasaan ganjil, bukan karena takut ditolak lamaran beasiswanya, namun karena aku menghabiskan banyak energi untuk mengingat kejadian masa silam itu.
sebenarnya ini lebih ke arah curahan hati daripada wawancara. namun sekadar bocoran kepada teman-teman yang akan menghadapi wawancara. sebenarnya pewawancara hanya mencari sesuatu yang entertain. mereka butuh hiburan, jadi, don't be too serious, make it easy. hehe

-hari pengumuman-

Pagi ini kegiatanku banyak, dimulai dari bertemu Kak Miftah, pemilik angkringan sego kucing "takashi murah" --lagi-lagi alumni SMA 14- untuk membicarakan sponsorship dengannya. luar biasa sekali, tahun lalu dia juga merupakan panitia di acara perkenalan kampus, namun hanya setahun berselang, dia ingin menjadi donatur! setelah menyelesaikan urusan dengan Kak Miftah, aku memberi sedikit memberi briefing pada Eska, Syabina, dan Osi untuk membuat peta jarkom di departemenku. setelahnya pergi ke rektorat, mengambil proposal sponsorship yang ternyata masih terbelit birokrasi (-_-). setelah itu, aku duduk didepan ruangan DPM KM, membaca Al-Qur'an, tak terasa sudah sampai Juz 26. tiba-tiba kawanku, Fadel datang dengan wajah sumringah, dan menyalamiku, "Selamat ya Gi! ente lolos beasiswa!"
aku hanya diam, dalam hati meledak-ledak, berteriak ALHAMDULILLAAAAH! namun tak ku lakukan, aku khawatir ada yang terganggu atau sakit hati dengan ekspresiku yang berlebihan. aku diselamati oleh kawan-kawan disekitarku saat itu, layaknya baru berulang tahun.

namun kawan, tahukah kau, sampai hari ini biaya administrasi tahun pertamaku belum juga selesai, aku terus berdoa agar Allah memberikan kemudahan lagi setelah banyaaaak sekali kemudahan-kemudahan yang diberikanNya. aku tetap percaya, tidak ada yang sulit bagi-Nya. dan aku dapat bernafas lega karena semester depan berarti aku tidak harus membayar uang kuliah, sesuai target yang pernah aku buat, membiayai kuliah tahun kedua dengan usaha sendiri (aku membuat rencana dengan mulai berwirausaha) namun ternyata Allah memberikan jalan lain, jalan yang lebih indah...
Alhamdulillah...

begitulah penggalan cerita yang dapat aku rangkai, sebagian lainnya lebih baik tidak diceritakan, atau mungkin lain waktu aku akan ceritakan pada kalian (kalau sedang berbaik hati).

sekali lagi aku ingin mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu dan mendoakan, Papa, Mama, Kak Delmar, Andi, Kikim, Amin, Alm Pak Dono, Oji, Deni, SMA N 14 Jakarta dengan segala dinamikanya dan dia.

ketika tujuan mulia telah kau azzamkan
ketika usaha-usaha terbaik telah kau lakukan
ketika doa-doa terindah telah kau panjatkan
maka Tuhan akan menjawab doamu
dan Tuhan tidak akan pernah mengecewakanmu
SEDIKITPUN! :')
Tag :, Tag :
"Selamat pagi.
Bagiku waktu selalu pagi. Diantara dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu paling indah.
Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan.
Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi; malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan..."


sebelumnya aku belum pernah membaca novel, apalagi membeli. tapi sejak saat itu, sejak merasakan 'malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan' -seperti pada paragraf awal novel ini- aku mulai menyibukkan diri dengan segala hal yang belum pernah kucoba. ya, novel ini adalah novel ke tiga yang kubaca sejak saat itu. 

hal luar biasa yang terjadi saat membaca novel ini adalah, aku merasa masuk ke dalam alur cerita yang dibuat Tere Liye ini. aku tahu benar sesaknya menjadi Tegar yang terus mencari makna 'kesempatan' dan 'keputusan'. tapi hebatnya lagi, aku benar-benar melakukan hal yang sama yang dilakukan Tegar saat sahabat baiknya Nathan menyatakan perasaannya pada Rosie, gadis yang telah dia cintai bahkan sejak Rosie masih  berkepang dua, 'menyibukkan diri'. meski ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
takdir mereka memang kejam, namun berujung indah. tapi lagi-lagi ini hanya cerita yang dikarang manusia, cerita kita? hanya Dia yang berhak menentukan.
berikut beberapa kalimat yang kudapat dan terus terngiang dari novel ini:

"Tidak ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang."

"Mawar akan tumbuh di tegarnya karang, jika Kau menghendaki."

"Cinta itu persahabatan, semakin kamu mengenalnya semakin kamu mencintainya."

"Biarlah kata kesempatan bagiku menjadi milik guratan nasib. Aku merasa cukup dengan semua perjalanan cintaku."


"Aku harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Ya Tuhan, berat sekali melakukannya… Sungguh berat, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik."

“Tahukah kau, Tegar, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan.”

“Kebahagiaan dan rasa sedih itu terkadang tidak ada bedanya. sama-sama membuat tidak bisa tidur. Hanya saja rasa bahagia tidak membuat tubuh melakukan gerakan resah atau helaan napas panjang. Rasa gembira hanya membuat sesak.”


"Bukankah semua itu sederhana? Bukankah masalah itu amat sederhana? Meski harus membuat hati lebur berkeping-keping."
 
“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri.”


“Tak Peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus terus berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati mengobati segalanya.”

"Bagi seorang gadis, menyimpan perasaan cinta sebesar itu justru menjadi energi yang hebat buat siapa aja yang beruntung menjadi pasangannya, meskipun bukan dengan lelaki yang dicintainya. Bagi seorang pemuda, menyimpan perasaan sebesar itu justru mengungkung hidupnya, selamanya."

"kau tidak akan pernah mendapatkan seseorang kalau kau terlalu mencintainya."

”Hanya waktu yang selalu berbaik hati mengobati kesedihan.”


"Apakah dunia memang begitu? Kita tidak pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya."

dan yang terakhir, "Berdamai dengan masalalu, bukan melupakannya."

   
banyak pengertian baru tentang perasaan yang aku dapat dari novel ini, indah sekali kawan, menikmati setiap jengkal kehidupan, menafakuri segala yang terjadi disekitar, bermuhasabah diri atas keputusan bodoh dimasa silam. pada akhirnya, kisah getir di masalalu hanya akan membuat guratan senyum di bibir terlihat lebih indah. 
sepertinya setelah ini akan berburu buku-buku Tere Liye yang lain, hehe
Tag :
anak band. negatif? ga salah sih, tapi coba denger cerita gue!

ya, gue memang suka ngeband, maklum, bokap gue seniman (sering nipu teman) #eh bercanda, bukan itu maksudnya, bokap gue memang seniman sungguhan, dari mulai musik, puisi, lukis, teater, sampe seni dari merangkai bunga dari jepang, bokap gue bisa! makanya agak ketularan guenya, heee

gue udah suka masuk studio dan sok-sokan bergaya ala rokstar sejak SD kelas enam. nama band gue "kaisar band" pengaruh "radja" dan "ratu" yang lagi top saat itu, yaudah deh jadi kaisar, tadinya mau "selir" cuman jadi ga harmonis aja sama muka anak-anaknya yang unyu, wakakak. ini band rada ga jelas, gimana mau jelas kalo personilnya baru pada bisa main alat musik semua dan kita semua otodidak? tau otodidak kan lu? walau ga ada yang bisa dibanggain dari band ini, tapi ya mau gimana lagi? adanya begini? haha

terus pas SMP juga punya band, namanya "HELLSQUAD" serem ye? pasukan neraka -_- tapi itu sebenernya singkatan, tapi yasudahlah, ga penting juga. nah, mulai terasa asik main musik tuh di SMP, masih lekat diingatan gue, desember 2008, siswa-siswi yang ada di kantin SMPN 20 Jakarta ikut nyanyi lagu Laskar Pelangi karya Nidji yang saya dan teman-teman bawakan, gabisa dinafikan, rasaya tuh seneng banget! walau permainannya ga bagus-bagus amat, tapi apresiasi guru dan teman-teman cukup bagus, alhasil, gue mendapat label gitaris deh.

loncat ke SMAN 14 Jakarta! jujur, pertama masuk kesini, gue bingung mau ekskul apa, mau masuk VG14, tapi suara gue jelek dan gue cowok sendiri, alhasil gue ikut temen-temen masuk ekskul badminton karena gue emang suka main badminton didepan rumah dengan pagar sebagai net-nya. haha melenceng dari topik, oke balik ke band. gue pikir disini ada ekskul musik atau apalah gitu, eh ternyata, seni disini kayak terkubur gitu potensinya. tapi ROHIS disini emang sangatlah keren, subhanallah gue beruntung banget, kalo ga disini, bisa dibayangin gimana rusaknya gue.

sepenglihatan gue selama kelas X, banyak anak-anak yang jago musik dan seni lainnya, seperti drama dan tari tradisional, mereka tuh kereeeeen! cuma aja yang gue sedikit perhatikan, kok kesannya ga ada yang peduli dengan bidang ini, ya, seni!

"dengan agama hidup jadi terarah, dengan ilmu hidup jadi mudah, dengan seni hidup jadi indah"

kalo berpatokan dari kalimat itu, 14 sudah cukup baik dari segi akademis dan rohaninya, tapi seninya seperti tidak ada yang melirik, jadi gue mulai membangun gimana caranya seni di 14 bisa terangkat. akhirnya gue menemukan sesuatu, emas, eh bukan, berlian, atau permata? yasudahlah.

beranggotakan Tania Ismiadewi, Noah Dian Martino, dan Mogi Bian Darmawan. Fadel Muhammad sebagai manajer, dan Bokap gue sebagai pengarah sekaligus komposer, kita ikut FLSSN!

memang permainan gitar gue ga sejago Noah, suara gue ga sebagus Tania, tapi kalo udah main bertiga, klop banget! gue suka merinding kalo denger suaranya Tania, suka geregetan kalo liat permainannya Noah. haha, mereka itu keren! terus Fadel,doi berjasa buat segala persiapan artis-artisnya, hahaha.

bukan arogan, tapi gue mau nunjukin bahwa seni itu ga buruk! kalian yang baca tulisan ini pasti pernah bersenandung bukan? itu membuktikan bahwa manusia suka keindahan, dan Allah juga suka keindahan selama itu tidak melalaikan.

dan satu lagi fakta tentang musik, ini bisa menyatukan! gue dan Noah yang berbeda agama-pun bisa saling mengingatkan, bahkan waktu itu doi yang ngingetin gue untuk shalat dulu. subhanallah, perbedaan itu indahkan? makanya, jangan hanya lihat segala sesuatu dari satu sisi saja, segala sesuatu yang baik tidak selamanya baik dan segala sesuatu yang buruk tidak selamanya buruk. kita harus tetap mencari kebenaran, bukan PEMBENARAN.

suatu saat, jika ada kesempatan, kita bakal main musik bareng lagi, dengan konsep yang sama, yaitu AKUSTIK!

buat yang mau lihat, ini ada di youtube, lagu ini kita persiapkan H-1 lomba, makanya agak kacau musiknya, kalau vokalnya jangan ditanya, PURRRFECTO! gue masih suka merinding kalo denger instrumen di akhir lagu ini, I'm lucky having them :D

http://www.youtube.com/watch?v=xHMfofjDf4M
Tag :
Mogibian Darmawan, lahir disebuah RS swasta di Jakarta, hari rabu, tanggal 28 Maret 1994 dengan operasi sesar. "Mogi" artinya "semoga", "bi" artinya "kedua", "an" artinya "anak", dan "Darmawan", berarti "dermawan". Jadi, Mogibian Darmawan berarti "semoga anak kedua ini menjadi anak yang dermawan", lucu ya nama gue? Malah dulu hampir dinamain "MAHMUD" loh, tapi apalah arti sebuah nama, hehe...

Gue dibesarkan oleh dua orang yang sangat luar biasa, Mulyanto,SH dan Muflihah. Bokap emang ga punya kerjaan yang tetap, tapi Alhamdulillah, gue masih sering senang senang dan masih bisa makan sampe sekarang.

Sekilas tentang TK gue, TK Kartika XI 31 di perbekud. Disana ga terlalu banyak yang gue dapet, cuma belajar gambar, sedikit nulis, baca, gunting gunting, main puzzle, ya begitulah pokoknya, di TK itu jg ada anak yang spesial, dia tuna wicara, tapi dia pintar. Dari TK, gue sangat tertarik dengan listrik, teknologi, dan lain sebagainya. Mulai dari merakit tamiya, sampai membuat senter sederhana, gue udah bisa.

Tamat dari TK, gue masuk SDN 02 kramat jati, sekolahnya ga terlalu bagus, maklum, adanya ditengah kampung, kadang kebanjiran, tp banyak kenangan disini. Gue punya sahabat yang setia banget, Muhammad Hadiansyah namanya, dia ganteng, putih, alisnya tebal, dan suaranya sedikit bergetar ketika ngomong huruf "R" haha

Tapi sekarang, gue ga tau gimana keadaan temen gue itu. lost contact! padahal dulu kita udah kayak sendal jepit, kemana mana bareng. sedih, tapi begitulah kenyataan, pahit tapi harus ditelan.

Di SD gue dulu, gue sempet menyumbang sedikit prestasi, gue lolos olimpiade MIPA sampe tingkat DKI, tapi karena kekurangan tenaga pengajar dan memang gue kekurangan informasi, jadinya pas psikotest gue ga lolos, karena ga ngerti sama apa yang ada didepan gue, haha.

Juga, di SD kelas 6, awal semester II, gue belajar gitar! dan ketika ulang tahun tanggal 28 maret, bokap beliin gue gitar!!!

yaudahdeh, abis itu agak cuek sama pelajaran dan mulai sibuk dengan musik, dasar bocah.
Tag :
gua masih ingat betul kapan gua bisa memainkan gitar. Awalnya waktu kelas 6 awal semester genap, teman teman SD gua pada asyik ngomongin konci "G" lah, "C" lah, atau "A Minor". Berhubung gua ga ngerti, jadi gua tanya, "pada ngomongin apaan sih?" trus dijawab, "ituloh, kunci gitar, masa elo ga tau gi?" nah, gara gara temen gua bilang begitu, gua jadi merasa tersindir, yaudah, mulai saat itu juga gua mulai megang-megang gitar punya bokap gua yang jarang dimainin dirumah.

karena gua geregetan, akhirnya gua tanya bokap, "pah, ajarin gitar dong!" trus dijawab, "wah, gampang itu mah, bikinin papah teh dulu gih, nanti papah bikinin koordinat kordnya". Yaudah, gua turutin lah, akhirnya bokap gua bikinin tuh koordinatnya. alhasil, Gua rada bingung baca tab-tab itu, tapi karena dulu gua PERNAH LOLOS OLIMPIADE MIPA sampe tingkat DKI(ngocol bgt deh gue), gua bisa bacanya deh. semaleman gua belajar mainin kunci "G", "C", dst. Yaudah deh, besoknya gua beli buku MBS (ga tau kepanjangannya apaan, tapi ada kunci-kunci dan lirik lagu)

lagu pertama yang gua pelajari adalah lagunya PETERPAN (sekarang feather band) yang judulnya "ADA APA DENGANMU". Gua terus terusan mencet mencet neck gitar dengan tangan gua yang masih mungil dan halus itu sampai kapalan (najis ih bahasanya). Dalam 2 hari, gua udah bisa mainin lagu itu dengan sedikit bagus, hehehe

nah, ada juga kisah nakalnya nih, hari itu hari jumat, gua sekolah males malesan, yaudah deh, gua pura pura sakit, eh disuruh pulang. Dirumah gua malah belajar gitar lagi, hehehe. anak bodoh memang.

Intinya, gua bisa maen gitar dari 0 sampe sekarang ini gara-gara gua nakal, hehehe
kisahnya berlanjut besok :D
Tag :

Tweet to me!

Tahukah kamu?

""

Followers

Featured Posts

Copyright © 2013 Mogi Bian Darmawan | Dark Simple Blogger Template Powered by Blogger | Created by Renadel Dapize | Ori. BRS-bt Djogzs | All Rights Reserved