Kamis, 18 Juli 2013

saatku memulai menulis, aku baru saja selesai menyetrika beberapa pakaian yang sukses terjemur kemarin. jam di ujung layar laptop menunjukkan pukul 20.52 WIB. hujan deras, khas Bogor. ditemani lagu ipang - sahabat kecil, juga semangkuk bakso yang dibelikan oleh Akka -teman satu kontrakan-, by the way, terimakasih traktirannya, Ka.

akhir-akhir ini waktu cukup lambat berlalu, terlalu banyak beban yang bertumpuk dalam pikiran. ah, seharusnya ini bukan jadi beban, tapi entahlah, aku sedang ingin meng-aduh tentang keadaanku. keadaan di kampus, dirumah, semua membuat langkah kaki semakin berat. setiap pagi aku harus menarik nafas panjang untuk mengawali semua. mengawali semua yang sempat tertunda.

namun pagi tadi, semua terasa ringan. setelah aku mendapat kabar yang sangat membahagiakan. teramat sangat.

hari ini, 18 Juli 2013, adalah kali pertama aku mendapat beasiswa! Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar! ini adalah kabar terbaik dalam setidaknya setahun terakhir -kabar bahwa aku diterima di IPB-.

namun, tahukah kau kawan, tahukah kisah dibalik kabar baik hari ini? aku sedang berbaik hati, akan aku ceritakan sebagian pada kalian.

-pengumpulan berkas-

januari, aku tidak ingat kapan tepatnya, yang kuingat saat itu adalah kali pertama aku pergi ke kampus dengan mengendarai motor sendiri. aku mengambil file rapotku di asrama untuk kemudian di fotocopy dan dilegalisasi di SMA ku, SMA 14 (aku selalu merinding ketika mengucap nama sekolahku ini, seketika memori masalalu menguap dipikiranku, semuanya). ini adalah perjuangan pertama, ketika harus ke kampus sendirian dengan mengendarai motor, sempat beberapa kali salah jalan. tapi kini, paling tidak aku hanya menghabiskan 80 menit untuk sampai di kampus dari rumah. proses. bisa karena biasa.

kemudian yang menjadi salah satu syarat untuk mengirim lamaran beasiswa ini adalah transkrip nilai (IP) yang sudah dilegalisasi. harusnya mudah saja untuk mendapatkan transkrip ini. aku sudah mengikuti prosedur yang diberikan oleh pihak pelayanan mahasiswa TPB (tingkat persiapan bersama). namun setelah semua selesai, tinggal menunggu cap dan tandatangan direktur TPB, ada satu hal yang mengganjal. aku belum menyelesaikan biaya administrasi tahun pertama. ya Allah, bagaimana mungkin aku membayar sekian juta yang belum terselesaikan? akhirnya aku putuskan tetap mengirim lamaran itu -dengan menempelkan sticky notes pada transkrip IP yang belum dilegalisasi, menulis hal yang bodoh-.

berapa bulan berselang, pengumuman seleksi berkas. Alhamdulillah aku lolos ke tahap berikutnya, tahap psikotest dan group dynamic.

beberapa hari sebelum melakukan tes, aku berkonsultasi dengan kakak kelasku -dulu dia kakak kelasku di SMA 14-, Kak Delmar. di kantin Sapta, Fateta, aku diberikan garis besar tentang test yang akan kuhadapi. terakhir kali aku melakukan psikotest adalah saat Olimpade MIPA tingkat SD, tahun 2005 dan aku gagal melewatinya, tidak ada persiapan.

-psikotest-

tibalah hari itu. ternyata soalnya tidak jauh berbeda dengan soal TPA ketika SNMPTN Tulis dulu, namun ketika masuk ke bagian menghitung, ada hal bodoh yang aku lakukan. jelas-jelas disediakan kertas buram, namun aku tidak menggunakannya untuk menghitung, alhasil 4 nomor sempurna kosong, tak terisi karena kehabisan waktu untuk 'menghayal', harusnya aku menuliskannya bukan hanya membayangkannya.

sampai ke bagian kedua, dinamika kelompok. bukannya sombong, namun hal seperti ini sudah sering kudapat sejak SMA, aku tidak kesulitan mengungkapkan apa yang aku pikirkan. satu kalimat jitu yang aku sampaikan sebagai pamungkas pada studikasus yang diberikan, "jika tidak menyibukkan diri dengan hal-hal baik, maka hal-hal buruklah yang akan menyibukan diri kita."

beberapa waktu berselang, pengumuman berikutnya pun datang. aku membuka laptop dan mencari koneksi di CCR (common class room). Alhamdulillah, lagi-lagi namaku tertera disana. aku akan menghadapi tahap selanjutnya, tahap wawancara!

-wawancara-

aku mendapat jatah wawancara di Ruang Komputer 2, Student Centre. sedikit tegang awalnya, namun aku masuk pintu setelah namaku dipanggil. menjabat tangan tiga orang pewawancara yang ada didalam ruangan dengan mantap. seperti yang diajarkan oleh Alm. Bapak Dono -Komite SMA 14- untuk menjabat tangan sambil memperkenalkan nama dan menatap mata lawan bicara. ini efektif untuk menimbulkan kesan pertama. kesan bahwa kita percaya diri.

ditanyai banyak hal, kurang lebih setengah jam wawancara itu berlangsung. mulai dari rencana hidup, pengetahuan umum, dan pengalaman selama hidup. aku harus berterimakasih pada sahabatku, Deni Indracahya, karena telah membuatku secara 'terpaksa' terjun langsung ke masyarakat. hal inilah yang membuat ketiga bapak-bapak tadi terlihat kagum. Sahabat Lentera Indonesia, organisasi independen, bergerak di bidang sosial-kependidikan. ingin memberikan suatu 'pandangan' baru kepada adik-adik kami disekolah dasar bahwasanya sekolah itu bukan semata-mata duduk dikelas, tugas, dan ujian. mereka harus melihat keluar, melihat kawan-kawan sebaya mereka dibelahan negeri lain yang luar biasa dalam usianya. mereka tertarik dengan organisasi yang masih bocah ini, dan yang pasti, ini adalah nilai plus bagiku. ya, aku sudah berusaha menyalakan lilin ditengah gelapnya kehidupan -meski sinarnya tidak terlalu terang-.

namun ada bagian wawancara yang aku ingat dan mungkin akan selalu aku ingat.

bapak yang sepertinya keturunan cina dan paling senior diantara pewawancara yang ada berkata, "Mogi, sepertinya sulit bagi kami untuk meloloskan kamu untuk menerima beasiswa ini...."
deg, jantungku berdegup cepat, aku mulai mengatur nafas yang tersengal.
"Jika kamu gagal, apa yang akan kamu lakukan? hal real seperti apa yang akan kamu lakukan? apakah kamu akan stress? atau bagaimana?" beliau melanjutkan pembicaraannya.
diam sejenak, aku menghela nafas panjang dan mencoba menjawab, "Saya akan berprasangka baik pada Tuhan, Pak. Kalau saya tidak menerima beasiswa ini, berarti ada orang yang lebih baik dan berhak untuk beasiswa ini, dan ini pastilah rencana terbaikNya untuk saya."
"Bukan itu! itukan hanya didalam hati kamu saja, tapi apa yang akan kamu lakukan?" bapak itu menimpali lagi.
aku tercekat, panik, bingung harus menjawab apa. akhirnya... akhirnya aku bersyukur akan rasa sakit yang pernah aku rasakan enam bulan silam. itu semua adalah jawabannya!
"Saya pernah mengalami hal serupa, Pak, hanya saja dengan wanita. Wah, saya malah curhat tapinya nanti, haha." aku mencoba kembali mencairkan suasana.
"Hal apa itu? Coba anda ceritakan." Bapak yang ada ditengah menimpali, mungkin penasaran.
"Iya, saya pernah ditolak, Pak, beberapa waktu yang lalu. dan saya belajar hal yang berharga dari situ, pengikhlasan, dan keyakinan, 'believe'. Cinta itu mengikhlaskan, ikhlaskan dia pergi jauh, biarkan Tuhan dengan skenario terindahnya akan menjawab semua, jika memang jodoh, tentu dia akan kembali."
"Lha, terus kamu ga coba ngejar dia? Masa' ga ada usahanya sih?" Bapak itu menimpali lagi.
"Ada pak! Usaha saya justru dengan menyibukkan diri, memperbaiki diri. Seringkali kita berpikiran bahwa untuk mendapat ikan kita harus memancing. Padahal kita bisa membeli ikan dengan kualitas dan selera kita sendiri di pasar, bukan? Tentunya dengan asumsi bahwa kita mempunyai uang." aku menjawab, sambil menahan sesak. sesak sekali mengingatnya.
"Jadi intinya, Pak, saya akan menyibukkan diri jika tidak diterima beasiswa ini. Mungkin dengan kembali mengirim lamaran beasiswa ke instansi lain atau mungkin saya akan membuat lagu tentang kegalauan saya karena di tolak beasiswa ini, siapa tau saya jadi artis youtube, terkenal, dapet uang, haha." aku berusaha mengembalikan suasana hati yang gaduh.
"hahaha, baiklah, sepertinya sejak saya wawancara, kamu yang paling ekspresif, semoga kamu sukses ya, Mogi."
Aku menjabat tangan ketiga bapak pewawancara, keluar ruangan, dengan perasaan ganjil, bukan karena takut ditolak lamaran beasiswanya, namun karena aku menghabiskan banyak energi untuk mengingat kejadian masa silam itu.
sebenarnya ini lebih ke arah curahan hati daripada wawancara. namun sekadar bocoran kepada teman-teman yang akan menghadapi wawancara. sebenarnya pewawancara hanya mencari sesuatu yang entertain. mereka butuh hiburan, jadi, don't be too serious, make it easy. hehe

-hari pengumuman-

Pagi ini kegiatanku banyak, dimulai dari bertemu Kak Miftah, pemilik angkringan sego kucing "takashi murah" --lagi-lagi alumni SMA 14- untuk membicarakan sponsorship dengannya. luar biasa sekali, tahun lalu dia juga merupakan panitia di acara perkenalan kampus, namun hanya setahun berselang, dia ingin menjadi donatur! setelah menyelesaikan urusan dengan Kak Miftah, aku memberi sedikit memberi briefing pada Eska, Syabina, dan Osi untuk membuat peta jarkom di departemenku. setelahnya pergi ke rektorat, mengambil proposal sponsorship yang ternyata masih terbelit birokrasi (-_-). setelah itu, aku duduk didepan ruangan DPM KM, membaca Al-Qur'an, tak terasa sudah sampai Juz 26. tiba-tiba kawanku, Fadel datang dengan wajah sumringah, dan menyalamiku, "Selamat ya Gi! ente lolos beasiswa!"
aku hanya diam, dalam hati meledak-ledak, berteriak ALHAMDULILLAAAAH! namun tak ku lakukan, aku khawatir ada yang terganggu atau sakit hati dengan ekspresiku yang berlebihan. aku diselamati oleh kawan-kawan disekitarku saat itu, layaknya baru berulang tahun.

namun kawan, tahukah kau, sampai hari ini biaya administrasi tahun pertamaku belum juga selesai, aku terus berdoa agar Allah memberikan kemudahan lagi setelah banyaaaak sekali kemudahan-kemudahan yang diberikanNya. aku tetap percaya, tidak ada yang sulit bagi-Nya. dan aku dapat bernafas lega karena semester depan berarti aku tidak harus membayar uang kuliah, sesuai target yang pernah aku buat, membiayai kuliah tahun kedua dengan usaha sendiri (aku membuat rencana dengan mulai berwirausaha) namun ternyata Allah memberikan jalan lain, jalan yang lebih indah...
Alhamdulillah...

begitulah penggalan cerita yang dapat aku rangkai, sebagian lainnya lebih baik tidak diceritakan, atau mungkin lain waktu aku akan ceritakan pada kalian (kalau sedang berbaik hati).

sekali lagi aku ingin mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu dan mendoakan, Papa, Mama, Kak Delmar, Andi, Kikim, Amin, Alm Pak Dono, Oji, Deni, SMA N 14 Jakarta dengan segala dinamikanya dan dia.

ketika tujuan mulia telah kau azzamkan
ketika usaha-usaha terbaik telah kau lakukan
ketika doa-doa terindah telah kau panjatkan
maka Tuhan akan menjawab doamu
dan Tuhan tidak akan pernah mengecewakanmu
SEDIKITPUN! :')

4 comments

  1. beasiswa apa giii? yang tanoto kemaren atau bukaaan?

    BalasHapus
  2. kak, ini pas banget sama saya yang masih menunggu jawaban PTN, hehe jadi makin semangat bersabar dan menunggu.
    jawaban buat wawancaranya juga keren kak. hehe:D

    BalasHapus
  3. alhamdulillah kalau ada manfaatnya, kadang memang begitu, orang yang kepepet suka sibuk. sibuk merangkai kejadian demi kejadian untuk menjawab kegundahannya atau sekadar menghibur diri sendiri, haha.
    "Aku tidak tahu ini musibah atau anugerah, aku hanya berprasangka baik kepada Allah"
    semangat silmy! :D

    BalasHapus

Tweet to me!

Tahukah kamu?

""

Followers

Featured Posts

Copyright © 2013 Mogi Bian Darmawan | Dark Simple Blogger Template Powered by Blogger | Created by Renadel Dapize | Ori. BRS-bt Djogzs | All Rights Reserved