Minggu, 06 Januari 2013

Hujan dipagi hari, waktu yang sangat nikmat untuk kembali menikmati kasur. Tapi jangan deh, nulis aja. Gue lagi agak melankolis akhir-akhir ini, jadi suka memperhatikan hal-hal sederhana dan mencoba mengambil manfaat besar dari situ.
Here's the story.
Kemarin sore, gue nyuci sepatu-sepatu gue yang sudah lumayan lama ga dicuci (ketauan deh jarang nyuci sepatu, haha). Sebelum nyuci gue beli sabun colek dulu diwarung depan rumah, dua ribu rupiah.
Setelah menyiapkan sikat dan baskom, operasi pun dimulai. Dimulai dari melucuti tali temali pada sepatu, kemudian membasahi sepatunya. Pas lagi asik-asiknya nyikat sepatu, eh adik gue dateng dan nongkrong disamping gue dengan antengnya. Karena dia ga ngapa-ngapain, yaudahdeh gue cuekin aja.
Akhirnya dia mulai tergiur buat megang sepatu gue yang berbusa. Mungkin busanya terlihat ngajak dia main kali ya. Pas megang, langsung gue bilang, "Masya! Jangan dimainin! Itu kotor!" Eh dia berenti, ngelap-ngelap tangannya ke baju terus pergi ke mamanya. Ternyara dia ngadu ke mama -,- Masya bilang ke mama dengan nada melas, "Ogi a'ah" *translator : Ogi marah* Dan, ya, seperti yang biasa terjadi di serial tv manapun, guelah yang jadinya dimarahin karena bikin adik gue kicep, hahaha.

Ini membuktikan bahwa sejatinya manusia itu tidak menyukai nada bicara yang keras atau kasar. Tapi kenapa ya, pada akhirnya mereka selalu senang berdebat bahkan baku hantam dengan sesama. Padahal anak kecil aja langsung terluka hatinya ketika dinasehati dengan nada keras. Mungkin tingkat pemahaman, tingkat kedewasaan, tingkat strata sosial adalah hal-hal yang biasanya memacu seorang untuk mudah berlaku emosional. Ketika merasa benar dan memiliki pengetahuan yang ia rasa cukup, maka jarang sekali ia memikirkan cara terbaik untuk menyampaikan kebenaran itu. Pengetahuannya akan banyak hal justru membuatnya cenderung angkuh dan tidak memikirkan perasaan orang lain.

Gue bisa ngambil pelajaran besar dari sini. Tentang cara terbaik menyampaikan sebuah kebenaran. Menyampaikan kebenaran tanpa melukai hati orang lain. Dan kalau boleh jujur memang gue tipe orang yang tidak menyukai perdebatan. Jika ada sebuah perdebatan, gue memilih diam atau malah menghindar. Mungkin sikap gue ini juga tidak sepenuhnya benar, tapi selama ada orang yang lebih 'capable' pada perdebatan itu, gue memilih mundur.

Gue suka kedamaian, gue suka ketenangan dalam menyikapi persoalan. Gue merindukan itu semua, sekarang dan selamanya.

1 comments

Tweet to me!

Tahukah kamu?

""

Followers

Featured Posts

Copyright © 2013 Mogi Bian Darmawan | Dark Simple Blogger Template Powered by Blogger | Created by Renadel Dapize | Ori. BRS-bt Djogzs | All Rights Reserved