Mogi Bian Darmawan

rokok selalu ada dibibirnya, dengan kupluk hitam kesukaannya ia sering bercerita kepadaku tentang hidup ini. apa yang harus aku siapkan, harus jadi seperti apa aku ini, atau bagaimana menyikapi sebuah problematika hidup. aku suka gaya bicaranya, ringan, tapi sungguh berisi. kadang sampai membuatku bergidik. ya, itulah ayahku.

lahir di Jakarta, 15 September 1962. pria luar biasa ini dikaruniai talenta dalam bidang musik, agama, hukum, organisasi, arsitektur, balap, boga, bela diri, bahkan sampai mencuci pakaian. hahaha itulah dia hebatnya ayahku. hampir semuanya bisa beliau lakukan, hebat! kisah hidupnya cukup rumit, bahkan terlalu rumit bagiku, karena memang beliau didikan seorang tentara, ya, kakekku tentara!

ayahku yang telah mendidikku untuk tidak menyalahkan siapapun tentang sebuah perkara yang terjadi padaku. caranya adalah ketika aku kecil dulu, jika aku jatuh, ayahku selalu berkata, "ya ampun, ubinnya gapapa? ngga rusak kan ya?" beliau tidak memperdulikan aku, tapi selalu apa yang aku tabrak, haha memang terlihat kejam untuk anak bocah yang diperlakukan seperti itu, tapi mungkin itu yang menjadikan kekuatanku dalam menjalani hari-hariku sampai hari ini disamping atas segala ridha-Nya.

semasa kecil dulu, aku sering diajak beliau untuk mampir kebeberapa studio musik milik grupnya, ayahku juga seorang musisi, makanya aku tertarik dengan musik. oh iya! dulu ayahku juga seorang pengusaha bunga, punya florist namanya 'Mianda Bunga'. namun sayang, inflasi tahun 1998 membuat usaha ini mati, hampir saja kami sekeluarga harus kehilangan tempat tinggal karena memang modal usaha ayah saya di-backup oleh sebuah bank, tapi disitulah letak karunia Allah, kita ga pernah tau apa yang akan terjadi, Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk tinggal dirumah ini.

banyak sekali yang saya dapat dari beliau, seorang yang memiliki kharisma tinggi, bijaksana, cerdas juga bisa dijadikan sahabat. terimakasih telah menjadi sosok yang inspiratif buatku, papah :D