Sabtu, 22 Februari 2014

Bismillahirrahmanirrahim
Ketika sudah memiliki tujuan dalam sebuah perjalanan, ternyata banyak sekali jalan yang akhirnya terbuka. Setidaknya hari ini saya merasakannya, dalam perjalanan menuju bisnis raksasa yang akan segera saya besarkan.
Jalan yang diberikan antara lain melalui dua orang petani di Sukatani, Puncak. Sekilas tentang Sukatani, berada di ketinggian ±1400 meter dpl, suhu harian rata-rata antara 18-25˚C, bulan kering paling lama 2 bulan dalam satu tahun, tanah yang sangat gembur, mayoritas penduduk disini adalah petani sayuran atau buruh lepas. Petani pertama yang saya serap ilmunya adalah Pak Endang atau kerap dipanggil Kang Endang dan Bapak Dadan yang baru saya kenal hari ini.
                Melalui Kang Endang, saya mendapat banyak informasi tentang pertanian khususnya sayuran. Beliau mengungkapkan bahwa ia sudah puluhan tahun menjadi petani sayuran. Yang paling sering ditanam didaerah ini adalah cabai dan kembang kol. Namun beliau juga mengungkapkan banyak sayuran lain yang berpotensi untuk di budidayakan disini diantaranya sawi putih, kaylan, asparagus, seledri, dan masih banyak lagi.
Kendala yang sering dihadapi beliau adalah tentang pemasaran. Ya, lagi-lagi memang inilah persoalan klasik yang dihadapi para petani dimana pun di Indonesia, petani cenderung sulit untuk menjangkau pasar dan maraknya tengkulak atau pengijon yang hidup dengan ‘memeras’ petani. Namun naas bagi para petani, mereka tidak merasa dirugikan oleh tengkulak karena memang tidak ada pilihan lain. Kang Endang juga menyampaikan, jika sedang panen raya, ia dan rekan-rekan petaninya yang tergabung dalam kelompok tani bisa ikut menjual ke pengepul dari Cipanas untuk dipasok ke Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur. Hal ini lebih menguntungkan, namun jarang, karena produksi mereka tidak begitu besar untuk memenuhi permintaan pasar.
Beda dengan Kang Dadan, beliau adalah salah satu pekerja di kebun milik Pak Benny yang memasok kebutuhan sayuran organik untuk ke restoran dan swalayan. Sistem pertanian organik disini sudah dimulai sejak 5 tahun belakangan, itupun masih ada bahan kimia sisa pupuk anorganik yang pernah dipakai beberapa tahun sebelumnya, tapi masih dalam batas normal. Di kebun milik Pak Benny ini, Kang Dadan bekerja bersama 12 petani lainnya. Luas lahan produksi milik Pak Benny sekitar 1 ha dengan berbagai komoditas seperti sawi putih dan kembang kol. Karena pangsa pasarnya sudah pasti, kebun milik Pak Benny dapat berkembang dengan baik, terbukti ada sebuah mobil baru berwarna broken white di halaman Pak Benny, hehe.
Dari kedua petani tersebut, saya dapat menarik sebuah titik temu dalam bisnis hortikultura ini yakni cara budidaya dan pemasaran.  Cara budidaya sudah jelas, masyarakat ingin back to nature meski harga komoditas organik lebih mahal. Menurut keterangan Kang Dadan, kol yang dibudidayakan dengan cara anorganik harganya berkisar 3-5 ribu per kg, sementara hasil budidaya organik mampu mencapai harga 20 ribuan per kg. Kemudian bagian pemasaran, para petani butuh akses untuk menjangkau pasar, mereka tidak bisa selamanya menunggu datangnya pemborong ke kebun mereka atau harus berjualan langsung ke pasar, hal ini sangat tidak efisien menurut saya.  Namun saya sudah memikirkan jalan keluarnya dan insyaa Allah akan saya tuangkan dalam bentuk proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Abdi Masyarakat (PKM-M) tahun depan, semoga Allah ridha atas jalan ini.
Dalam waktu dekat, saya akan belajar cepat tentang budidaya macam-macam sayuran, hasil rekomendasi petani disana saya mendapat masukan untuk menanam asparagus sebagai komoditas utama, kemudian seledri, cabai, paprika, kol, sawi dan stoberi sebagai komoditas tambahan untuk menekan cost saat perawatan asparagus. Karena asparagus baru dapat dipanen sekitar 5 bulan, namun harganya cukup menjanjikan.
Semoga bisnis yang saya bangun nanti bukan malah ‘membunuh’ usaha para petani, tapi meningkatkan kesejahteraan mereka. Saya punya mimpi besar untuk Sukatani, menjadikan tempat ini sebagai agrowisata buah dan sayur dimana….. (next post aja deh, hehe) Semoga dapat terealisasi dalam beberapa tahun mendatang. Aamiin.
bersama Kang Dadan

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Tweet to me!

Tahukah kamu?

""

Followers

Featured Posts

Copyright © 2013 Mogi Bian Darmawan | Dark Simple Blogger Template Powered by Blogger | Created by Renadel Dapize | Ori. BRS-bt Djogzs | All Rights Reserved